Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2009

MUSYAWARAH PUISI

Ketika aku merindu ribuan sajak tercipta Pun ketika sedih Apakah Tuhan memang tidak ingin kita berada dalam keabu-abuan? Segera mengambil warna dan melukislah Malam ini aku ingin melukismu dalam mimpiku Dan jika kau pun melukis Sudikah dikau melukisku? Tariklah kuasmu Gambarlah walau hanya batang hidungku Biar aku bisa bernapas dalam cinta (Malang 10/01/09) Terkadang aku ingin menjadi bantal guling saja biar bisa dekat padamu Menemani tidurmu Memberimu kenyamanan Yang walaupun resikonya ditendang, ditindih, dan dikentut Atau kamu masih ngompol? Tak apa Yang penting aku bisa melihat matamu Matamu yang indah nan damai Menusuk ulu hati Aku memandangmu dalam serambi surgawi Terbalut burQa laksana peri Aku ingin melihatmu terbalut gaun islami Karena itu citaku tertinggi (Malang, 12/01/09) Kita bagai dua noktah yang terhalang jarak dan waktu Yang hanya dekat dalam ruang gelombang digital Aku tau kalo jarak berbanding lurus dengan kecepatan dan waktu (s = v.t) Karenanya tak mungkin aku mengga

TIPS DAN TRIK MENJATUHKAN IMAN ORANG ISLAM

Saya tidak mau urus apakah serangan Israel ke Gaza yang sekarang lagi heboh adalah urusan teritorial atau pun agama. Yang sedikit terpentil di benak saya adalah sangat mudahnya meruntuhkan iman orang-orang Islam. Tidak perlulah kita debat antar agama seperti yang sering dilakukan forum-forum arimatea. Tidak perlulah membuat stigma tentang islam teroris, islam miskin dan lain sebagainya. Sebagai mana yang kita mafhum bersama bahwa Israel adalah umat yang sangat dikecam dalam al Quran karena pembangkangannya: paling munafik karena melanggar perjanjian, bangsa pembunuh. Maka cara untuk menjatuhkan al Quran sangat sederhana: suruh saja israel melakukan tindakan antitesa dari yang dicapkan al Quran kepada umat ini: selalu menepati janji, dan tidak membunuh. Alih-alih melakukannya, dari saman nabi Ishaq a.s, Musa a.s sampai kepada saman saya hidup sekarang ini, bangsa Israel brengsek ini semakin menjadi-jadi. Jangankan membunuh anak-anak, nabinya sendiri aja dibunuh. Dasar biadab, sa

MENIKMATI INSOMNIA

Ternyata begadang tidak separah yang dikatakan Haji Rhoma. Malam ini saya menikmatinya, walau sebenarnya teramat dipaksakan. Diiringi lagu kesukaan, mie goreng, segelas susu putih tanpa gula, dan leptop pinjaman. Adapun asbabun nu ’dsul dari begadang malam ini adalah deadline tugas yang harus dikumpulkan besok. Hurry up!! Diiringi petikan gitarnya Tohpati, mendambakan nge-jazznya Maliq and D’essential, sekarang sudah pukul 3.23. Tugas selesai, tinggal menarsiskan diri lewat postingan blog yang gaya penulisannya seperti ada yang mau baca aja, sok interaktif gitu. Begini fren (pura-pura ada yang baca), sesekali hidup tidak normal itu perlu kita lakoni biar kita tahu rasanya serta dapat mengambil hikmah darinya. Ambil contoh begadang: mata merah, lemas, lesu, lunglai, perut nge-jazz (keroncong), pegal linu, adalah buah dari begadang. Tak heran Haji Rhoma mewanti-wanti umat manusia untuk menjauh-sejauh-jauhnya tindakan bunuh diri ini. Haji Rhoma : begadang jangan begadang Saya :

MERUSAK KOMPAS

Adalah karena ketidaktahuanku tentang apa yang terjadi besok aku ingin tetap mendekat padamu Kamu mungkin tidak tahu tentang pengetahuanku tentangmu Tentang segala "Telah kudengar detuk jantungmu," ungkap Soe HOek Gie Tapi aku lebih: Telah kudengar gerakan darah dalam arteri dan venamu Aku merindu, bukan kepadamu, namun kepada SEMUA yang melekat padamu cccccc Lebih baik menjadi tiADA jika dalam ke-ADA-anku tidak membuatmu ADA Aku ingin bersamamu menjelajah sebuah tempat terasing Kemudian segera merusak kompas agar kita tidak segera pulang Tersesat, tetapi ber-2-1-7an Berjalan menembus semak meninggalkan bekas telapak yang takkan terhapus hujan semusim Kita akan terus berjalan Kita bahkan tidak mau melihat bintang karena kita tetap ingin tersesat Kemudian kita menemukan jalan lapang dan mulus yang lebih menjanjikan Apa justru dengan "ketersesatan", kita mendapat arah? (Malang 4-5 Januari 2009)