Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2009

INTO THE WILD: A TRIBUTE TO CHRISTOPHER MCCANDLESS

Gambar
Pertama ketika dengar, saya sudah menduga kalau OST lagunya Into The Wild adalah miliknya Pearl Jam atau Scot Stap (vokalisnya Creed) habis suaranya mirip banget dengan suara mereka berdua. Dan tadi malam perkiraan saya itu tepat, pemilik album ini adalah milik Eddie Vedder yang tidak lain adalah sang vokalis Pearl Jams. Di album ini, semua lagu-lagunya enak untuk didengar. Penggunaan pure guitar tanpa efek distorsi suitable banget sama filmnya yang sangat fenomenal itu. Into The wild adalah film yang diadaptasi dari kisah nyata anak muda yaitu Christopher McCandless yang melepas kemapanannya untuk hidup bebas di Alam Liar. Dia menyumbang semua tabungannya, mobilnya pun ditinggalkan di jalan, dan untuk membiayai kehidupannya dia kadang bekerja di perkebunan-perkebunan dimana dia singgah. Obsesi terbesarnya adalah bisa tinggal di kutub utara, dan itu terjadi sampai dia meninggal dalam sebuah mobil tua yang dia gunakan sebagai rumah. Kata-kata yang ditorehnya dalam catatannya s

KAPAN BOSAN?

Saya mengenal blog sekitar dua tahun yang lalu. Kakak saya, yang paling besar, mewanti-wanti saya agar sesampai di Malang harus buat blog. Senang juga punya kakak seperti dia, walau dia sendiri gak punya . “Punya dulu, tapi dah gak tau alamatnya,” begitu katanya. Sekarang karena ulahnya, saya dah gak bisa terlepas lagi dengan blog. Sehari saja gak nongkrong di depan komputer untuk ngeblog, rasanya ada yang kurang. Dengan ngeblog, nafsu membaca saya semakin bertambah. Pokoknya ngelihat tulisan langsung kepingin baca, entah itu papan iklan posyandu, koran, atawa tulisan-tulisan di belakang bungkusan snack yang berisi komposisi suatu makanan. Tiada hari tanpa membaca. Tapi anehnya walaupun banyak baca kok gak nambah-nambah ilmu ini ya? Dasar pikun! Blog, identik dengan menulis. Kalau punya blog, berarti si empunya blog pasti setidaknya biasa menulis. Tapi melihat tren sekarang banyak blog-blog yang hanya berisi foto (photoblog) dengan hanya bertuliskan beberapa keterang gambar

GENDER DAN GIZI BURUK DI NTB

Dalam diskusi tentang gender di sebuah perkuliahan kemaren. Seorang teman membahas budaya patriarki yang memang sudah menjadi budaya di hampir semua wilayah di indonesia, kecuali di beberapa daerah Sumatera. Dia mengatakan begini, “ Di NTB, kasus Gizi Buruk banyak terjadi karena budaya yang berlaku di sana yang sangatlah patriarki. Ketika makan, Ayah sebagai kepala keluarga selalu diutamakan termasuk dalam waktu makannya, jatah ikannya, jumlah porsinya. Sementara ibu dan anaknya hanya mendapatkan sisa. Jika dimisalkan makanannya adalah Ayam, maka sang Ayah akan mendapatkan paha atau sayap, sementara anak dan istrinya akan mendapat cekernya.” Terus terang saya terhenyak ketika mendengarnya. Saya malu, selain karena saya memang kurus (ada indikasi terkena gizi buruk), saya adalah satu-satunya yang berasal dari NTB . Ingin rasanya menentang, atau tindakan lebih kasar lagi menyumpahi teman saya tadi dengan argumen,”Datanya mana? Statistik? Yang ilmiah dong!” namun pikiran saya langsung

POSTING TERBARU DENGAN THEME BARU

Gambar
Sekarang aku lagi mengganti theme blogku. sekitar enam bulan gak pernah ganti, padahal biasanya dulu hampir tiap minggu ganti theme. Motivasiku timbul setelah surfing ke beberapa blog, ternyata minimalis itu indah, so aku memutuskan untuk ganti theme dengan yang sekarang. Gak lama paling, coz aku orangnya sering bosan dengan model yang itu-itu aja. oh ya tes foto juga: Bentar lagi dosenku masuk, mau presentasi tentang akulturasi budaya dan manfaat mempelajarinya. Udah itu aja!

GUNUNG KAWI

Gambar
Sampai juga saya di Gunung Kawi. Perjalanan ditempuh sekitar 1,5 jam dengan sepeda motor dari kota Malang. Dulu, nama Gunung Kawi telah membuat bulu kuduk saya berdiri, itu terjadi saat saya masih SD. Konon katanya di sana terdapat tuyul, setan babi, dan jenis setan-setan lain. Selain itu, nama Gunung kawi identik dengan tempat pesugihan. Ini hoax atau bukan? Perjalanan inilah yang akan membuktikannya. Jika Gunung Kawi dijadikan wisata alam oleh Pemda Kabupaten Malang itu tidaklah salah. Pemandangan yang disajikan oleh gunung ini cukuplah membuat hati sejuk. Pemandangan sawah, kebun petani, pohon yang rindang dan hijau akan mudah kita temui di sisi jalan. Namun, di sisi lain hal ini sungguh bertentangan dengan niat para pengunjungnya. Hampir seratus persen pengunjungnya berkunjung ke Gunung Kawi untuk bersiarah sambil diam-diam maupun terang-terangan berdoa untuk kemaslahatan finansial mereka. Budi misalnya, seorang pengunjung dari jawa tengah mengaku ingin ke Gunung Kawi untuk berdoa