Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2009

UNTUKMU, KETIKA KAUTERBANGUN

Bahkan kuncup bunga pun berhenti memekar ketika alunan sajak indah keluar dari bibir indahmu Aku kemudian berdiam, seakan nafasku tersendat oleh aksara langit yang turun menyambar Engkau putih dalam sajak-sajakmu, bening dalam kemunculanmu Kemarilah, ajari aku membuat satu bait saja! Kamu pun menghampiriku dalam senyum, sembari memegang jemariku, menerangkanku tentang maksud bait-bait Rumi Kau mengajariku tentang sejarah huruf, hikayat putri dalam botol anggur, juga tentang sebuah pulau yang tiba-tiba menghilang karena tidak ada lagi cinta oleh penduduknya Kamu pun menanyakanku, “Mana yang lebih dulu ada, huruf atau cinta?” Aku membisu dalam kebingungan “Aku menyukai Umar Khayyam,” ungkapmu Aku mengangguk Diam-diam aku melihat butiran air matamu menyembur dari kelopak matamu, menyatu bersama gurindam yang baru saja kaubuat Gurindam tentang kepedihan Pelan-pelan kuusap air matamu Kukatakan bahwa aku dan bunga mekar selalu meyukai segalanya tentangmu Kuyak

KOTA KEDIRI, KEBIRI, KEMIRI, DAN KE SINI

Gambar
Satu lagi ibu Kota Kabupaten yang saya datangi. Tersebutlah sebuah nama kota bernama Kediri. Sepertinya nama Kediri sangat favorit untuk dijadikan nama tempat di Indonesia. Setidaknya ada tiga nama daerah yang pernah saya injak yang namanya Kediri. Yang pertama di Kabupaten Lombok Barat (ada kecamatan yang namanya Kediri), kemudian di Bali (dekat Denpasar), dan yang terakhir Kediri Jawa Timur. Secara historis mungkin hak cipta nama ini adalah kerajaan Kediri yang terletak di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Sebagai wujud kerakusan mengekspansi wilayah, takluklah Bali dan Lombok di bawah pengaruh kerajaan Kediri ini. Tidak tahu apakah daerah ini memang sebelumnya tidak punya nama maka diambillah nama kerajaan tersebut menjadi nama daerahnya masing-masing tanpa mau mengubah satu huruf pun, misalnya Kebiri, Kemiri, atau Ke Sini.....saya kentutin! Mengelilingi kota Kediri bukanlah semudah mengelilingi Kota Taliwang atau Mataram yang hanya punya dua jalur kendaraan (pulang dan pergi). Walaupun

DI SUMBAWA, JUDI MAH BIASA

Gambar
Saya baru saja membaca blog yang membahas budaya taruhan (judi) di Indonesia. Dalam tulisan tersebut diungkapkan betapa sepak bola telah dijadikan ajang judi selain sebagai ranah hiburan. Saya tidak heran, jangankan sepak bola, di daerah saya__tukang ojek yang tengah jalan di jalan raya__ akan belok ke kiri atau ke kanan__dibuat menjadi taruhan oleh orang yang nongkrong di pinggir jalan. “Taruhan! Ojek itu akan belok kiri atau kanan?” begitu bunyi transaksinya. Maka judi kelas adu ayam, buntut bin togel, dan ceme (remi) adalah hal lumrah (just a common thing), apalagi judi taruhan sepak bola: “Gak bertaruh gak asyik maennya,” weleh….weleh…weleh. Ah, bahkan dulu saya punya tetangga yang jika gak pasang togel migrennya kumat. Kebanyakan masyarakat Sumbawa bermata pencaharian sebagai petani. Sawah-sawah yang mereka garap kebanyakan adalah sawah tadah hujan yang hanya bisa digarap ketika musim hujan tiba. Imbasnya ketika musim kemarau datang, masyarakat banyak yang nganggur. Dan ji

PINDAH KE ASRAMA BARU, TOILET BARU

Gambar
Saya mahasiswa, laki-laki, berasal dari propinsi yang tingkat prestasi manusianya hampir paling rendah di Indonesia: NTB. Untuk lebih jelas; saya, Wahyu Firmansyah, asal Kabupaten Sumbawa Barat, sebuah kabupaten yang terletak di pulau Sumbawa bagian barat. Dikarenakan kabupaten saya menjunjung tinggi pendidikan, maka oleh karena itu untuk membentuk suatu tatanan masyarakat madani daripada sebuah masyarakat yang bersumber daripada nilai-nilai akhlakul kariiimah yang daripada*@**@#@#@# (ceramah), pemerintah daerah kami pun menyediakan asrama untuk mahasiswanya (Gak nyambung). Merasa terpanggil (mumpung gratis), saya pun tinggal di asrama yang harganya 1 milyar ini, dan ini foto tampak depannya. Tak lupa juga saya memperlihatkan foto dalamnya. Here it is! Yang sangat menarik adalah toiletnya, berhubung saya biasa buang air besar di sungai, atau yang paling mewah toilet jongkok, namun tiba-tiba asrama ini menyediakan toilet duduk. Ini sebuah tantangan bagi saya yang memang sus