Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

MENASEHATI ORANG, MARIO TEGUH & LEBARAN HARI JUMAT

Jika hari raya Idul Fitri/Adha jatuh pada hari Jumat. Maka hukum sholat Jumat pada hari itu boleh ditinggalkan. “Sungguh telah berkumpul pada hari kalian ini dua hari raya. Maka barangsiapa berkehendak (shalat hari raya), cukuplah baginya shalat hari raya itu, tak perlu shalat Jumat lagi. Dan sesungguhnya kami akan mengerjakan Jumat.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al Hakim) Atas dasar itulah, pada Idul Adha yang kemaren, karena suatu hal, kami tidak melakukan sholat Jumat, tapi diganti dengan sholat Dzuhur. Saya termasuk orang yang percaya bahwa perintah Rasul selalu memiliki hikmah. Maka saya pun mencoba menebak-nebak, kenapa Rasulullah m embolehkan kita meninggalkan sholat Jumat khusus untuk hari itu. Sholat Jumat dan Sholat Idul Adha/Fitri, sebagaimana diketahui, diwajibkan diisi dengan ceramah. Artinya jika sholat Jumat tetap diwajibkan pada hari itu, maka peserta sholat pada hari itu mendapatkan dua ceramah sekaligus dalam selang waktu yang sebentar (selang waktu antara

SKEPTISISME SUMPAH

Di pulau ini tak ada sumpah Siapa yg mesti bersumpah? Apa yg mesti disumpah? Tak ada Tanah sudah tanah air indonesia, katanya Anjing sumbawa cukup melihat dan tidak berhak memiliki, nyatanya Di sini tak berlaku sumpah Karena kata sumpah sudah hambar Dia tak lagi sakral sebagai sebuah janji kepada Tuhan atas kebaikan Bahkan dari mulut Kyai pun, mungkin, sumpah hanya sampah Di pulau ini tak perlu sumpah, sepertinya Sumpah itu sampah, nyatanya Kami membuangnya di tong sampah Di tong sampah pemuda, ada yg khusus untuk sampah pemuda kering, ada yang khusus sampah pemuda basah Sampah pemuda basah bisa dibuat pupuk Sampah pemuda kering bisa dibuat hiasan Itu pun kalau ada yang mau mendaur ulang Perhatian...perhatian! Di sini banyak sampah pemuda! Maukah kita men(di)daur ulang? KSB, 28 Oktober 2012

NIMON

Emak memasak nasi buat tamu, anaknya yg kurus2 kebagian keraknya. "Gak enak sama tamu," kata Emak kepada kami. Sudah 13 tahun tamu itu tinggal di rumah, dan Emak tetap mengatakan, "Gak enak sama tamu," Dan kami tetap, kebag ian kerak nasi. Pegawai puskesmas baru saja datang ke rumah mengunjungi kami. "Anak2mu terkena busung lapar. Asupan karbohidratnya terlalu rendah," kata seorang mantri kepada Emak. Para tamu yg tinggal di rumah tertawa. Menertawakan kami yang buncit tapi baik hati ini. Kami juga ikutan ketawa. Emak hanya tersenyum. Pada suatu hari Emak bermimpi. Dia menceritakan bahwa dalam mimpinya Tuhan menaruh emas di gunung belakang rumah kami, tetapi emas itu diperuntukkan buat orang2 yg tinggal jauh ribuan kilometer dari tempat kami. Bukan buat kami, tapi buat tamu kami yang lain. Kata Emak (masih menceritakan mimpinya), mereka tamu yang spesial. Tamu itu dari spesies manusia, tapi pemakan batu. Mendengar kabar bahwa tamu yang akan datang itu pem