Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2011

TEMAR OTAK: METODE PENYEMBUHAN PANAS DALAM ALA SUMBAWA

Gambar
Pernahkah anda ditemar ? Atau mungkin, pernahkah Anda melihat orang yang ditemar otaknya ? Tahukah Anda apa itu temar otak ? Bukan, temar otak itu berbeda dengan awar otak ! Temar otak adalah pertolongan pertama pada penderita kerapa , sedangkan awar otak adalah pertolongan pertama pada orang mimisan. Sebuah kearifan lokal lagi-lagi muncul dari tana Samawa. Di tengah para dokter bersusah paya memberi antibiotik untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri ini, nun di sana ternyata telah ada cara penyembuhan yang praktis hasil warisan dari para leluhur yang telah lama mendahului kami. Radang tenggorokan pada masyarakat Sumbawa dikenal dengan istilah kerapa. Pasien yang terkena kerapa biasanya akan langsung pergi ke sandro (tabib). Indikasinya biasanya si pasien susah menelan dan demam. Obatnya simple sekali: temar otak. Ada angapan bahwa radang tenggorokan disebabkan oleh suhu di kepala yang tinggi. Akibat tingginya suhu, maka terjadilah radang. Seperti Yi

PERDA NO 1 TAHUN 2010 DAN DISKUSI DI FACEBOOK

"Tidakkah sakit, hati Anda, ketika Newmont, menolak Perda yg mewajibkan (memohon) kepada perusahaan tersebut untuk sudi kiranya memberikan 1,5 % saja hasil "jarahan" emasnya agar diperuntukkan bagi masyarakat KSB? Yang merasa sakit hatinya, silahkan like status saya ... " Itulah status yang sengaja saya tulis di media sosial Facebook untuk mengundang teman-teman berdiskusi menanggapi penolakan PT NNT terhadap pemberlakuan Perda Nomor 1 Tahun 2010 tentang pemberian Komisi Lingkungan Pertambangan sebesar 1,5 persen kepada pemda (masyarakat KSB). Setidaknya ada 1 7 orang yang menyukai (like) status ini. Puluhan komentar tertuang, baik itu yang setuju, mendebat, apatis maupun skeptis . Komentator yang merasa sakit hatinya datang dari YS , mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Bandung . Dia menulis, "Ubik nuh? E Nanta dita,Kam Merdeka tapi tetap dijajah. Eh nanta jangi. Itu sudah.." Di antara komenta