KARENA AKU KATALISMU
Ingatkah akan senandung malammu yang sumbang? Senada ruh-ruh yang meratap dalam garis tepian malang Sambil memandang langit pupus pada daun jendela Engkau pun bersemedi tangis Meratap keperawananmu yang hilang oleh sengat-sengat kumbang Adakah engkau bunga? Aku angin Bukan kumbang Jika kumbang memetikmu karena nafsu si ratu Aku hanyalah angin karena tekanan panas kepada dingin Aku menghadirkan sari kepada putik dalam garis-garis leluhur Aku tidak menginginkan sekelopak pun darimu Aku hanya ingin engkau tetap berbuah ketika musim senyum tiba Bahkan ketika dayaku punah karena jarak pekat tak bertatap (malang, 20/10/2009)