Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2008

DEBAT KUSIR

Gambar
Tau gak beda debat dengan diskusi?? Diskusi bisa diartikan melakukan komunikasi untuk mencari titik temu atau kesepakatan bersama, namun, debat identik dengan sesuatu yang negatif dan kadang sampai begadang pun jarang ada titik penyelesainnya. contohnya gambar di samping. anak-anak ini sedang berdebat tentang pembangunan KSB. Ada yang mempermasalahkan tentang tata letak kota yang tidak strategis, ada yang berdebat tentang pendidikan gratis yang sampai sekarang masih numpuk di kantor KTC sana, jauh dari mereka yang sedang berdebat ini. ada darwis, yang ingin mengoptimalkan pembangunan masyarakat Kertasari. Ada Aher yang sedang memanas-manasi . Tapi sampai tulisan ini belum dipublish-kan perbimcangan sudah beralih ke Anggota Dewan. TUH KAN GAK FOKUS......SEBENARNYA YANG MAU DIANGKAT APA SICH MAS-MAS???? SATU-SATU DONG BIAR FOKUS. KAMI DISINI CUMAN BISA DUDUK MENDENGAR DENGAN GOES TERIMABERES

MENJADI PENULIS YANG HEBAT

Terinspirasi dari Naning Pranoto yang aktif dalam kampanye untuk membiasakan kreativitas menulis, ingin sekali saya menulis serta berbagi tentang pengaruh bacaan terhadap model tulisan pengarang/seorang penulis. Dalam menulis, baik fiksi maupun non fiksi kadang kita menganggap kegiatan ini sangat membosankan atau apalah namanya. Tapi tunggu dulu, coba tanyakan kepada yang maniak buku. Jika kita sudah terbiasa membaca, secara tidak langsung sebenarnya kita sedang belajar menulis dan sedang mencintai kegiatan menulis. Cara pendiksian dari pengarang buku yang kita baca sering sekali membuat kita terpengaruh dengan alur pemikiran maupun cara penulisannya. Berikut hasil tebak-tebakan saya tentang pengaruh bacaan seseorang terhadap model penulisannya. 1. Pengarang yang menulis dengan cara naratif biasanya pengarang tersebut memiliki koleksi novel yang tidaklah sedikit atau dia lebih senang membaca novel dari bacaan lain. 2. Pengarang yang eksposisif biasanya si pengarang sering membaca Kora

ORANG-ORANG NEWMONT

Gambar
Untuk mendapatkan perhatian, salah satu caranya adalah membuat kontroversial. Orang-orang yang telanjang di TV atau artis yang berkelahi atau cerai atau apapun namanya sebenarnya mereka ingin menaikkan posisi pasar. Orang-orang ini sebenarnya ingin diperhatikan ”di-per-hati-kan” bukan ingin dilihat saja tapi ingin publik tahu tentang eksistensi mereka yang berakibat pada posisi tayang mereka. Contoh lain yang ingin diperhatikan dengan membuat kontroversial adalah tulisan ini. Seandainya saya menulis dengan judul “QUO VADIS KSB” tentu tidak akan dibaca, mungkin, karena public issue kita terlalu besar pada newmont. Kenapa saya menulis orang-orang newmont? Alasannya banyak! 1.Perhatian pemerintah (DAERAH) kita terhadap newmont terlalu besar seolah-olah hanya itulah sumber daya kita. Pemerintah lupa bahwa rakyatnya yang bekerja di perusahaan milik amerika ini tidaklah banyak. Mayoritas penduduk KSB adalah petani dan nelayan. Kenapa tidak memikirkan saja harga pupuk yang tidak bisa dijang

CHILDREN OF HEAVEN

Bayangan wajah-wajah itu kembali membawaku dalam ruang dan waktu masa lalu. Anak-anak itu, guru-guru itu. Sebuah dimensi yang tidak akan pernah aku lupakan. Begitu polosnya anak-anak itu, begitu mulianya guru-guru itu. Aku bukanlah manusia yang meyakini bahwa segala sesuatu adalah kebetulan. Aku yakin bahwa setiap perubahan gaya dan berubahnya bentuk energi pada sistem kosmos ini adalah tunduk kepada kehendak-Nya. Adakah Tuhan itu? Sebuah pertanyaan yang membuat bingung para ilmuan ateis tapi tidak bagiku. Jika para ilmuan itu meneliti segala bidang ilmu dari membelah sel, mengkodekan DNA sampai kepada ilmu makrokosmos dengan meneliti sistem alam untuk membuat kongklusi tentang ada tidaknya Tuhan namun bagiku cukup hanya dengan satu buah observasi dan perenungan; melihat anak-anak. Ya, melihat anak-anak. Anak-anak itu. Kenapa kita begitu cinta kepada anak? Andaikan tudak ada cinta, mungkinkah aku ada? Aku tidak yakin akankah populasi makhluk hidup akan bertahan jika rasa cinta seorang

DIKOTOMI WAHYU

Segala sesuatu yang membeo memang tidak mengenakkan. Contohnya sebuah nama. “Apalah arti sebuah nama” kata Shakespeare waktu itu. Dijaman teknologi seperti sekarang nama sangatlah penting untuk membuat identitas diri atau untuk lebih mudah dicari orang. Contohnya namaku, ketika aku search di google, beribu-ribu nama “wahyu firmansyah” yang nangkring disana. Maka tak pelak aku berjuang terus untuk berada di posisi pertama atau setidaknya top ten biar nanti aku mudah dicari orang. Ketika aku membuat sebuah email ternyata namaku telah dipakai oleh “wahyu firmansyah” lain. Dan tentu aku harus mengalah dan membuat username baru “wahyufirmansyah1”. Kasihan juga ya “wahyu firmansyah” lain yang telat untuk sign up!!! Apakah mereka akan membuat username misalnya : wahyufirmansyah2, wahyufirmansyah1000, dan seterusnya. Hahahah!!! Tau gak??Terlebih menyakitkan lagi di kelasku nama “wahyu” ada dua orang. Ketika dosen memanggil : “ wahyu! “ Kami serentak menjawab : “wahyu yang mana pak, wahyu yang

KSB TERMASUK DAERAH TERTINGGAL?

Gambar
Jika daerah lain mendapat penghargaan berupa reward atas prestasinya dengan adipura misalnya. maka KSB mendapat kebalikannya. KSB masuk dalam daftar daerah tertinggal(IDT). IDT menurut(wikipedia.id)adalah salah satu program pemerintah yang menghibahkan dana pemerintah kepada kelompok masyarakat miskin.Program IDT sebagai program pengentasan kemiskinan telah berhenti, namun konsep hibah dana bergulir sampai sekarang masih digunakan dalam bentuk program-program lain di berbagai sektor pembangunan di Indonesia. Dulu saya pikir sebutan itu hanya layak diberikan kepada derah-daerah di bagian timur Indonesia, hal itu wajar dengan kondisi jauhnya dari ibu kota negara dan kurangnya akses informasi dan SDM/SDA. namun jika label tersebut diberikan kepada KSB, apa tidak salah? terlebih lagi kecamatan jereweh masuk dalam daftar IDT tersebut. Dimanakah posisi tanggung jawab perusahan-perusahaan yang beroperasi di daerah tersebut? Dimanakah peran corporate social-economy-development responsibility (

MENGIKAT MAKNA

Untuk mendapatkan 2 kata ini lumayan menghabiskan banyak waktu. Mengikat makna? Okey, aku mulai saja! Ceritanya begini. Tau Andrea Hirata gak?? Silakan search di google kalau tidak tahu. Untuk menjadi penulis sekaliber Andrea Hirata kayaknya perlu skill yang tinggi. Itulah yang aku pertanyakan. Bagaimana Andrea mendapatkan skill tersebut? Selidik demi selidik ternyata aku mendapatkan sedikit rahasianya. Aku mendapatkan wawancaranya dengan penulis buku:HERNOWO tentang bagaimana membuat sebuah buku (silahkan download di youtube dengan mengetik Andrea Hirata atau laskar pelangi). Ternyata Andrea sedikit mendapat ilmunya dengan buku ini ; MENGIKAT MAKNA. Buku ini diterbitkan oleh penerbit kaifa, pengarangnya Hernowo. Silahkan cari di perpustakaan atau toko buku terdekat di kota anda! Aku sudah baca buku ini. Recomended to reed!

FILSAFAT PENDIDIKAN

Semester ini aku dapat mata kuliah ini. Banyak pengertian dari filsafat baik secara terminologi maupun etimologinya. Secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yakni…apa ya?? Pokoknya secara harfiah artinya cinta dan kebijaksanaan. Adapun dalam bahasa arab filsafat = falsafah = hikmah= hakikat. Jadi arti secara etimologinya adalah mencintai kebijaksanaan karena telah mengetahui hakikat dari sesuatu objek. Secara terminologi??? Menurut siapa?! Pernah di suatu website aku dikatakan tidak ilmiah karena tidak mencantumkan sumber rujukanku. Apakah perlu kita mencantumkan sebuah kalimat rujukan jika rujukan tersebut bukanlah sebuah teori atau hak ciptanya? Berikut sebuah kalimat rujukan yang aku dapatkan dari sebuah majalah yang menurutku tidak pas. Chek this out! : Indonesia memiliki kekayaan lingkungan dan sumber daya alam sangat besar, namun masyarakat cenderung meremehkan dan menganggap sebagai suatu kewajaran (Atmosukarto, 2005) Kalimat di atas bukan sebuah teori, bahkan anak SMA pun

MULTIPLE INTELLIGENCES

Ingin sekali menulis tema yang sudah basi ini, namun sungguh bermanfaat. Tujuan menulis tema ini tidak lain untuk bisa lebih mengingat dan mengetahui. Bukankah dengan menulis kita akan lebih mudah mengingat dan memahami? Jangan berharap hanya dengan membaca saja kita akan tahu. Disinilah fungsi filsafat konstruktifisme pendidikan dipakai. Jika hanya membaca setidaknya 15 menit sesudahnya kita akan lupa lagi, dan mungkin hanya nyangkut diotak kita 10% saja. Terlalu banyak kalau 10% untuk aku, mungkin 5%. Baiklah saudara-saudara……..ehm…emmmm!!!! Paradigma pendidikan lama menilai kecerdasan hanya pada batas kemampuan hafalan dan matematisnya saja. Maka tak jarang jika murid yang kurang mampu dengan kedua kriteria tersebut dikatakan bodoh. Pemberian label kepada anak sangat tidak baik dalam upaya menumbuhkan kemampuan anak. Dengan pemberian label, anak akan cenderung bertindak dan bersikap sesuai dengan pelabelan yang diberikan kepadanya. Maka, jangan heran jika anak semakin jauh dari kein