Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2009

DAWAI-DAWAIMU

Dan aku terpojok dalam lagu sendu ini Tepat di bibir hari yang mengantuk Alunan membawaku untuk sebuah waktu yang pernah kusimpan Dalam mawar berbuah Ketika waktu pun enggan untuk menyisih Demi menemaniku menghitung jumlah senyummu Dan aku terpojok dalam lagu sendu ini Sebuah persekongkolan sederhana antara dawai dan suara manusia mulai menusuk Bermula dari ubun-ubunku Perlahan bermuara pada hidungmu Betapa dawai membuat segalanya terpapar dan kemudian memudar seiring lagu beranjak Malang, Hari Jum’at, 24 juli 2009

TENTANG AKU, INDRI DAN SHAKESPEAR

Orang, biasa memanggilnya Indri. Tapi aku tidak. Ada satu hal yang orang lupakan ketika memanggil nama, yaitu kesempurnaan. Wajah yang cantik tentu tidak akan sempurna jika dipanggil dengan nama yang tidak pas dengannya, begitu pun sebaliknya. Luna Maya jika dipanggil dengan sebutan Joko atau Herman tentu tidak akan cocok, dan saya yakin anda akan dilempar olehnya jika memanggilnya seperti itu. “Apalah arti sebuah nama, mawar akan selalu harum walaupun diberi nama lain (tai. Red),” begitu ungkap William Shakespear yang terkenal dengan karya Romeo and Julietnya. Terus terang aku tidak setuju dengan Mas William tersebut. Mas wiliam terlalu berfikir pada esensi tapi tidak pada kesempurnaan bahasa. Masalahnya bahasa sebagai alat komunikasi telah tersimpan di dalam memori kita lengkap dengan karakteristiknya. Kata “mawar”, telah memiliki karakteristik dalam otak kita sebagai benda yang indah, harum, segar, dengan segala sifat positif yang melekat padanya. Begitu juga dengan tai, dengan se

ALL ABOUT MENCURI

Gambar
Di saman sulit seperti sekarang, ada saja cara orang untuk melanjutkan kehidupannya: entah itu untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya maupun psikologisnya. Setidaknya ada 1001 macam cara orang cari makan (H.Rhoma Irama, 1992). Salah satu cara dari seribu-satu cara yang disebutkan tadi adalah mencuri. Kata mencuri kadang bermakna konotatif maupun denotatif tergantung dari kata yang disandingnya. Mencuri hati, dalam: Stop kau mencuri hatiku (Iis Dahlia, 2000) bisa diartikan konotatif karena dari perkawinan dua kata ini menghasilkan makna leksikal yaitu mengambil hati orang yang dicuri tersebut. Berikut contoh pencurian hati yang dilakukan oleh salah seorang pencuri hati di sebuah kediaman mahasiswa Sumbawa Barat-Malang: 1. Pencuri yang sudah teridentifikasi berinisial F sedang memastikan semua aman, memandang sekeliling, dan huppp ! 2. F berusaha masuk walaupun sebenarnya pagar telah dipasang setrum listrik arus kuat . Menurut pengakuannya (F. Red), dia kebal terhadap listrik karen

FROM DEEPEST WAITING

Does she know that sun is never tired to run-after the moon? Eventhough the moon never respects to it, just fading away when they meet at noon I am here, like the sun which loves the moon, waiting for her, alone, while speaking to myself about love, about loyalty I want to tell her about my waiting, to tell her that i do wait for, using all languages in the world “Aku lagi menunggumu” 1 “aku lagi ngenteni sampean ” 2 “Mentu kutari kau” 3 “23432 23454 7643332” 4 My shadow ploddingly tells me that the one whom i am waiting for will come by the end of time I am sad, doesn’t she know that i am waiting here? Doesn’t she know that i can’t live without her smile? Doesn’t she know that the longer i wait for, the more i miss her? Doesn't she know that anything becomes nothing without her attendance? Should i wait until my half last breath? Till the sun doesn’t shine again (East Java, Indonesia, 4th July 2009, i make this poem to anyone who has still been waiting for her/his love, perhaps