DAWAI-DAWAIMU
Dan aku terpojok dalam lagu sendu ini Tepat di bibir hari yang mengantuk Alunan membawaku untuk sebuah waktu yang pernah kusimpan Dalam mawar berbuah Ketika waktu pun enggan untuk menyisih Demi menemaniku menghitung jumlah senyummu Dan aku terpojok dalam lagu sendu ini Sebuah persekongkolan sederhana antara dawai dan suara manusia mulai menusuk Bermula dari ubun-ubunku Perlahan bermuara pada hidungmu Betapa dawai membuat segalanya terpapar dan kemudian memudar seiring lagu beranjak Malang, Hari Jum’at, 24 juli 2009