KEKURANGAN FILM LASKAR PELANGI

Tadi malam, dengan semangat 45 serta didorong oleh keinginan luhur saya pun rela mengantri tiket sekitar 1 jam di 21. Setelah menonton saya sedikit kecewa dengan suguhan dari mira lesmana dan Riri Riza ini. Filmnya terlalu monoton dan banyak beberapa adegan yang ingin di-improve justru membuat film menjadi gimana gitu...

Begitulah kalau saya terlalu memberi ekspektasi besar kepada sesuatu. Saya termasuk "pembaca fanatik" (begitu yang dinamakan Riri Riza terhadap pembaca novel laskar pelangi) novel ini. Interpretasi saya terlalu beda dengan Riri Riza. Beberapa adegan yang menurut saya harus ada namun dihilangkan. berikut beberapa yang menurut saya harus ada dan gak masuk akal:

  • perkenalan pertama sekolah antar siswa "first day school" di SDN muhamadiah seharusnya ada untuk merenyahkan suasana.
  • pencarian flow di hutan ada baiknya diperpanjang supaya film tidak monoton hanya berpusat kepada anak-anak dan sekolah muhammadiah saja.
  • pemilihan tokoh_Lintang besar_tidak representatif dengan penokohannya. Lintang itu orang yang menderita, miskin, memiliki tanggungan banyak. Tapi kenapa Lintang Besar sangat gagah ya Ri?

Selain dari yang diatas film ini sangat bagus...bagus...banget. Ngomong-ngomong saya salut pada sutradara film ini yang mampu menciptakan artis-artis baru. coba bayangkan! anak-anak itu bukan artis, namun Riri bisa membuatnya wahhhhhhh......

Begitulah tanggapan tidak kritis dan tidak ilmiah dari saya: si pecinta film Wiro Sableng dan TuturTinular ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SATERA JONTAL

DATU SERAN KEDINGINAN