UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Beberapa orang berjalan menyusun langkahnya diluar. Sementara kami diam aktif saja menunggu dan menunggu. Sudah pukul 13 lebih, dia juga belum datang. Kilatan cahaya kamera terus saja memukulku dari tadi. Aku, Fajar, secara tidak sengaja bersamaan membawa kamera. Beberapa gaya ala para artis kami peragakan tanpa rasa malu diperhatikan. Aku tidak tahu, tumben-tumben hari itu urat maluku putus. Memang karena belum ada yang datang. Kami tak tahu hari itu sang dosen ternyata berhalangan hadir. Semua teman sudah menginformasikan lewat sms namun HPku sudah meninggalkanku. Beberapa bulan yang lalu HPku dicuri, informasi pun turut dicuri oleh si maling. Biarlah kesulitanku ditanggungnya, ditanggung si maling.

Kilatan blitz kamera terus saja menerpaku lagi. Ingin kutahan cahaya itu. Tak mungkin, kecepatannya jauh dibandingkan gerak tanganku, 1: 600juta. Sesekali ku foto Fajar yang sok artis dan sok narsis. Kami sepakat: “beranjak dari kampus”. Beberapa menit di jalan kami terperanjat melihat gaya arsitektur sebuah bangunan kuno di sisi sebuah jalan pada sudut kampus. Roda kereta kuda yang terbuat dari kayu, dan beberapa guci dan kendi kuno antik tak terawat namun berkesan jika bisa mengambil gambar disana. Acara foto memfoto pun terjadi.

Universitas Negeri Malang dulunya adalah tempat pacuan kuda, kata salah seorang dosen. Aku tak memiliki kepentingan untuk merunut ceritanya. Orang juga mengatakan bahwa Malang dulunya adalah tempat liburan para tentara Belanda yang bertugas di Surabaya. Yang ini juga malas aku buktikan kebenarannya.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

DATU SERAN KEDINGINAN

KEKURANGAN FILM LASKAR PELANGI

SATERA JONTAL