“Mau tidak mau kamu akan aku buang!” begitu teriakku ketika digigit piranha. Luka pada telunjukku sebesar mulut ikan bedebah ini. Awalnya aku tidak mau memelihara, sungguh gak ada nasar apa pun. Ini mungkin karena rasa kemanusianku yang telah ditanam oleh guru ngajiku sejak kecil.
KEKURANGAN FILM LASKAR PELANGI
Tadi malam, dengan semangat 45 serta didorong oleh keinginan luhur saya pun rela mengantri tiket sekitar 1 jam di 21. Setelah menonton saya sedikit kecewa dengan suguhan dari mira lesmana dan Riri Riza ini. Filmnya terlalu monoton dan banyak beberapa adegan yang ingin di-improve justru membuat film menjadi gimana gitu... Begitulah kalau saya terlalu memberi ekspektasi besar kepada sesuatu. Saya termasuk "pembaca fanatik" (begitu yang dinamakan Riri Riza terhadap pembaca novel laskar pelangi) novel ini. Interpretasi saya terlalu beda dengan Riri Riza. Beberapa adegan yang menurut saya harus ada namun dihilangkan. berikut beberapa yang menurut saya harus ada dan gak masuk akal: perkenalan pertama sekolah antar siswa "first day school" di SDN muhamadiah seharusnya ada untuk merenyahkan suasana. pencarian flow di hutan ada baiknya diperpanjang supaya film tidak monoton hanya berpusat kepada anak-anak dan sekolah muhammadiah saja. pemilihan tokoh_Lintang besar_tidak repr
yang lebih bedebah itu km drpd ikan piranhanya
BalasHapusknp km buang ikan piranha di irigasi ??
coba kalo ikan itu nggigit orang lain yg lagi ada di aliran irigasi itu...
mikir donk !!!