DI SUMBAWA, JUDI MAH BIASA
Saya baru saja membaca blog yang membahas budaya taruhan (judi) di Indonesia. Dalam tulisan tersebut diungkapkan betapa sepak bola telah dijadikan ajang judi selain sebagai ranah hiburan. Saya tidak heran, jangankan sepak bola, di daerah saya__tukang ojek yang tengah jalan di jalan raya__ akan belok ke kiri atau ke kanan__dibuat menjadi taruhan oleh orang yang nongkrong di pinggir jalan.
“Taruhan! Ojek itu akan belok kiri atau kanan?” begitu bunyi transaksinya. Maka judi kelas adu ayam, buntut bin togel, dan ceme (remi) adalah hal lumrah (just a common thing), apalagi judi taruhan sepak bola: “Gak bertaruh gak asyik maennya,” weleh….weleh…weleh. Ah, bahkan dulu saya punya tetangga yang jika gak pasang togel migrennya kumat.
Kebanyakan masyarakat Sumbawa bermata pencaharian sebagai petani. Sawah-sawah yang mereka garap kebanyakan adalah sawah tadah hujan yang hanya bisa digarap ketika musim hujan tiba. Imbasnya ketika musim kemarau datang, masyarakat banyak yang nganggur. Dan jika nganggur, ya mau gak mau pemikiran jahat itu pun muncul, saperti:
- Curi mangga, jambu, dan jenis buah-buahan lainnya
- Maen remi
- Judi
Itulah mungkin asbabun nu’dzul atawa sebab-musabab terjadinya judi di masyarakat sana. Pemda bersama DPRD seharusnya tanggap mencari solusi bukan hanya memasang jerat hukum untuk menakuti atau mengurangi hal ini, sementara penyebab terjadinya judi tidak ditanggulangi: sediakan lapangan kerja dan perbaiki irigasi, those are all (itu saja). Ciyeeeee, sok analitis gitcuuuuu Lhoooooo, wakakakakkak, Ada orang Sumbawa yang baca, lariiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…….! (bisa kena Undang-Undang ITE saya, kayak mbak Prita Mulya Sari)
Note and disclaimer:
- Di Kabupaten Sumbawa Barat sudah dibuatkan PERDA tentang perjudian, jadi penjudi-penjudi pun berpikir dua kali untuk merealisasikan hobi tersebut.
- Di masyarakat sana = bukan semua masyarakat Sumbawa
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tuliskan komentar !!